KSPA UNJ | Familink: Memanggil Peran Orang Tua dalam Meminimalisir Aktivitas Gadget Bagi Anak Rentang Usia 3-6 Tahun Lewat Permainan Papan.
Gadget (dalam bahasa: gawai) didefinisikan sebagai sebuah benda (alat atau barang elektronik) teknologi kecil yang memiliki fungsi khusus, tetapi sering diasosiasikan sebagai sebuah inovasi atau barang baru (Agoeng Noegroho, 2010).
Di awal kemunculannya, gadget hanya sekadar alat komunikasi yang dimiliki oleh kalangan tertentu yang membutuhkannya demi kelancaran pekerjaan mereka.
Namun, seiring dengan berkembangnya era globalisasi, manusia dari berbagai kalangan turut berlomba-lomba untuk memiliki gadget sebagai lifestyle (gaya hidup), tren, dan prestise (Kogoya, 2015).
Tren pemakaian gadget di Indonesia sudah tidak perlu diragukan lagi. Mengutip data dari Newzoo, Indonesia masuk dalam lima besar pengguna gadget tertinggi di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat, yaitu sejumlah 192,15 juta pengguna. Dari jumlah tersebut, anak usia dini mendominasi sebanyak 33,44%.
Anak usia dini merupakan anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun. Pada usia tersebut, anak akan mengalami perkembangan yang sangat pesat, karena 40% perkembangan manusia terjadi pada usia dini.
Dengan kata lain, usia dini dipandang sebagai usia emas (golden-age). Usia dini merupakan periode kritis bagi anak karena perkembangan yang diperoleh pada periode ini sangat berpengaruh pada periode berikutnya hingga masa dewasa, serta hanya terjadi selama satu kali dalam fase kehidupan setiap manusia.
Oleh karena itu, keberadaannya tak layak disia-siakan dengan hal yang tidak mendukung tumbuh kembang anak.
Masih berpijak dengan tren penggunaan gadget pada anak usia dini, tren ini dinilai lebih banyak memberikan dampak buruk terhadap perkembangan anak, seperti gangguan kesehatan pada mata yang disebabkan oleh paparan radiasi.
Terhambatnya perkembangan kognitif karena kemampuan bersosialisasi yang menurun; fokus belajar mulai rendah; bahkan turut menjadi alasan hilangnya kelekatan hubungan antara anak dan orang tua.
Jika tren ini tidak segera diatasi, perkembangan anak usia dini hanya akan terpusat pada hal-hal yang buruk saja.
Maka dari itu, dituntut peran orang tua untuk menyiapkan berbagai stimulasi, pendekatan, strategi, metode, rencana, media, atau alat permainan edukatif untuk membantu aspek perkembangan pada anak usia dini.
Dari masalah tersebut, penulis mengusulkan suatu inovasi bertajuk Familink: Memanggil Peran Orang Tua dalam Meminimalisir Aktivitas Gadget Bagi Anak Rentang Usia 3-6 Tahun Lewat Permainan Papan.
Familink merupakan permainan papan edukatif yang terdiri dari satu petak mulai, tiga petak tantangan, serta dua belas petak benda langit.
Sistem yang dimiliki oleh Familink hampir serupa dengan permainan papan pada umumnya: melibatkan 3-5 orang pemain (dalam hal ini merupakan anak berusia 3-6 tahun dan orang tua), masing-masing pemain diberikan kesempatan melempar dadu secara berurutan, lalu menggerakkan bidak untuk maju beberapa langkah (sesuai dengan jumlah mata dadu yang muncul).
![Game Fami Link](https://kspaunj.org/wp-content/uploads/2025/01/Game-Fami-Link.webp)
Belum selesai dengan sistem permainan Familink, permainan ini juga dilengkapi dengan kartu informasi dan kartu tantangan.
Jika bidak pemain berhenti pada petak benda langit (sebagai contoh: planet), pemain akan diberikan kartu informasi yang memuat penjelasan mengenai planet.
Selain itu, bagian belakang kartu informasi juga memuat pertanyaan seputar planet. Bagi pemain yang dapat menjawab pertanyaan tersebut akan diberi kesempatan melempar dadu satu kali lagi sebagai imbalan.
![Kartu Planet Ambil Kesempatan](https://kspaunj.org/wp-content/uploads/2025/01/Kartu-Planet-Ambil-Kesempatan.webp)
Sementara itu, kartu tantangan akan diberikan ketika bidak pemain berhenti pada petak tantangan. Jika pemain dapat menyelesaikan tantangan dengan baik, pemain akan diizinkan maju satu petak.
Sebaliknya, jika pemain tidak dapat menyelesaikan tantangan, pemain harus tetap diam di petak tersebut, sampai benar-benar dapat menyelesaikan tantangan pada giliran-giliran selanjutnya.
Tantangan yang diberikan terdiri atas tiga edisi, yaitu edisi membaca, menghitung, dan menggambar. Permainan berhenti apabila terdapat satu pemain yang mencapai petak mulai dalam tiga kali putaran.
![Kartu Tantangan](https://kspaunj.org/wp-content/uploads/2025/01/Kartu-Tantangan-1024x435.webp)
Familink merupakan sebuah inovasi tepat guna untuk meminimalisir penggunaan gadget pada anak usia dini karena dirancang dengan sistem yang menyenangkan dan mudah dimengerti.
Familink juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk meningkatkan literasi serta pemahaman dasar pada anak melalui kartu informasi dan kartu tantangan yang diperoleh.
Interaksi secara langsung antara anak dan orang tua (yang turut terjun sebagai teman bermain) dapat menciptakan hubungan yang lebih akrab.
Selain itu, permainan ini akan membuat anak merasakan kelelahan, sehingga dapat mengganti waktu yang seharusnya dihabiskan dengan bermain gadget, menjadi waktu untuk tidur lebih cepat dan nyenyak.
Dengan demikian, satu per satu dampak buruk dari gadget dapat terhindarkan. Adapun, analisis SWOT Familink dapat dilihat pada Tabel 1.1
Strengths![]() | 1. Sistem permainan menyenangkan dan mudah dipahami oleh anak 2. Sistem permainan menyenangkan dan mudah dipahami oleh anak 3. Mengakrabkan hubungan antara anak dan orang tua |
Weakness![]() | 1. Belum diketahui secara pasti karena masih berupa ide |
Opportunity![]() | 1. Tingginya penggunaan gadget pada anak usia dini |
Threat![]() | 1. Penggunaan gadget sudah menjadi tren, sehingga penerapannya memerlukan waktu yang cukup lama agar dapat diterima oleh anak |
Penggunaan gadget pada anak usia dini merupakan momok yang harus segera diatasi dengan permainan papan Familink.
Familink perlu digalakkan guna melahirkan anak yang merdeka gagdet, serta untuk menghindari dampak buruk penggunaan gadget yang berpotensi merusak perkembangan anak.
Selain itu, kehadiran Familink juga bertujuan untuk memainkan peran orang tua dalam mendampingi anak bermain sekaligus belajar, supaya periode keemasan pada anak usia dini tidak menjadi suatu hal yang percuma.
Jika Familink terus diterapkan oleh orang tua, niscaya tujuan untuk meminimalisir tren penggunaan gadget pada anak usia dini dapat tercapai.
Postingan ini diambil dari website KSPA UNJ Blogspot yang ditulis oleh Christin Eldi Veronica.