Asuh si Dini, di Kala Pandemi?

Asuh si Dini, di Kala Pandemi
Table of Contents

KSPA UNJ | Khawatir si kecil mudah sakit di kala pandemi adalah hal yang sering kali dikeluhkan para orang tua. Apalagi para orang tua yang memiliki anak usia dini, pastinya memerlukan perhatian ekstra untuk kesehatan sang anak.

Tidak hanya soal kesehatan fisik yang perlu diperhitungkan para orang tua, tetapi soal kesehatan mental sang anak juga harus menjadi perhatian lebih di kala pandemi seperti ini.

Biasanya anak bermain bersama teman-temannya di luar rumah, sekarang harus meminimalisir kontak langsung dengan orang lain (physical distancing).

Tentunya para orang tua harus memiliki cara agar si kecil tidak terganggu dan dapat beradaptasi dengan keadaan saat pandemi.

Menurut Alva Paramitha, Psikolog Sekolah Global Sevilla. Dikesempatan sebagai pembicara webinar parenting yang digelar Global Sevilla School adalah “Dalam kondisi ini, sebaiknya orangtua tidak stress dahulu sehingga dapat memenuhi hak pengasuhan anak usia dini dengan baik”.

Karena, jika orang tua mengalami stress, maka akan berdampak langsung kepada sang anak. Sehingga, orang tua harus berusaha untuk menciptakan lingkungan atau keadaan rumah yang aman bagi anak-anaknya.

Ditambah dengan pendapat Teresa Ngigi, salah satu spesialis psikolog anak dari SOS Childern’s Villages International, Teresa Ngigi, menegaskan bahwa “orangtua harus membahagiakan dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum mengurus dan membahagiakan anak karena, emosi dapat menular melebihi virus Corona”.

Disini, Teresa Ngigi juga berbagi beberapa tips dalam mengasuh anak dikala pandemi Covid-19. Yaitu, sebagai berikut;

  1. Pastikan kebahagiaan diri sendiri. Semakin orangtua merasa dirinya bahagia maka anak juga akan melingkupi sang anak.
  2. Diusahakan untuk tetap tenang dan menghindari hal negatif. Hal-hal negatif akan mencemari pikiran dan membuat para orang tua stress dan terganggu, Hal ini jangan sampai memperngaruhi anak hingga ia ikut merasakan stress dan terganggu.
  3. Lakukan hal yang disenangi, dan rutinitas seperti biasanya. Janganlah terpaku dengan pandemi yang sedang terjadi, cobalah untuk fokus dan ciptakan suasana menyenangkan dengan sang anak
  4. Tetap bersosialisasi, memilah informasi secara bijak dan jangan menyalahkan keadaan. Pembatasan sosial buka berarti kita menyerah pada keadaan dan memutus komunikasi sehari-hari yang kita dan sang anak jalani. Gunakan berbagai platform untuk tetap menjaga tali komunikasi.

Jadi, pandemi bukan alasan untuk tidak menjaga kesehatan fisik dan terutama mental si kecil dan keluarga. Semuanya akan baik-baik saja jika kita sebagai orangtua tetap fokus, selalu berpikir postif dan menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Sehingga sang anak dapat tetap terlindungi meski dimasa pandemi.

Postingan ini diambil dari website KSPA UNJ Blogspot yang ditulis oleh Louri Meidiana.

.

Facebook
X
LinkedIn
WhatsApp
Author:
Picture of Ghasali Muhammad Elba
Ghasali Muhammad Elba
Aktif di Komunitas WordPress Tangerang Selatan sebagai event organizer yang mempertemukan peserta meetup dengan speaker berpengalaman di dunia website terutama menggunakan CMS WordPress

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WordPress Cookie Plugin by Real Cookie Banner